Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Minggu, 06 Desember 2009

SEJARAH KAB. WAJO

Kabupaten Wajo adalah salah
satu Daerah Tingkat II di provinsi
Sulawesi Selatan, Indonesia..
Ibu
kota kabupaten ini terletak di
Sengkang..
Kabupaten ini memiliki
luas wilayah 2.056,19 km² dan
berpenduduk sebanyak kurang
lebih 400.000 jiwa.

Sejarah
Wajo berarti bayangan atau
bayang bayang (wajo-wajo)..
Kata
Wajo dipergunakan sebagai
identitas masyarakat baru 605
tahun yang lalu yang merdeka
dan berdaulat dari kerajaan-
kerajaan besar pada saat itu..

Bupati Wajo: Drs.Andi Burhanuddin
Undru,MM
Di bawah bayang-bayang (wajo-
wajo=bugis)pohon bajo diadakan
kontrak sosial antara rakyat
dan pemimpin adat dan
bersepakat membentuk kerajaan
wajo Perjanjian itu diadakan di
sebuah tempat yang bernama
Tosora yang kemudian menjadi
ibu kota kerajaan Wajo..

Ada versi lain tentang
terbentuknya Wajo yaitu kisah
We Tadampali seorang putri dari
kerajaan Luwu yang diasingkan
karena menderita penyakit
kusta..
beliau dihanyutkan hingga
masuk daerah tosora. Daerah itu
kemudian disebut majauleng
berasal dari kata maja (jelek/
sakit) oli'(kulit. Konon kabarnya
beliau dijilati kerbau belang di
tempat yang kemudian dikenal
sebagai sakkoli (sakke'=pulih ; oli
= kulit) sehingga beliau sembuh.
Saat beliau sembuh, beserta
pengikutnya yang setia ia
membangun masyarakat baru.
Sehingga suatu saat datang
seorang pangeran dari bone
(ada juga yang mengatakan
soppeng) yang beristirahat
didekat perkampungan we
tadampali. Singkat kata mereka
kemudian menikah dan
menurunkan raja-raja wajo..

Wajo
adalah sebuah kerajaan yang
tidak mengenal sistem to
manurung sebagai mana
kerajaan kerajaan di sulawesi
selatan umumnya. Tipe kerajaan
wajo bukanlah feodal murni tapi
kerajaan elektif atau demokrasi
terbatas.

Dalam sejarah perkembangan
kerajaan wajo, wajo mengalami
masa keemasan pada zaman La
tadampare puang rimaggalatung
Arung Matowa Wajo ke-6 pada
abad 15. Islam diterima sebagai
agama resmi pada tahun 1610
saat Arung Matowa Lasangkuru
Patau Mula Jaji Sultan
Abdurrahman memerintah. Hal itu
terjadi setelah Gowa, Luwu dan
Soppeng terlebih dahulu memeluk
Islam.
Pada abad 16 dan 17 terjadi
persaingan antara kerajaan
makasar (Gowa tallo) dengan
kerajaan bugis (Bone, Wajo dan
Soppeng) membentuk aliansi
tellumpoccoe untuk membendung
ekspansi gowa, Aliansi ini
kemudian pecah saat Wajo
berpihak ke Gowa dengan alasan
Bone dan Soppeng berpihak ke
belanda...

Saat gowa dikalahkan
oleh armada gabungan bone,
soppeng, VOC dan buton, Arung
matowa wajo pada saat itu La
Tenri Lai To Sengngeng tidak
ingin menandatangani perjanjian
Bungayya.
.

Akibatnya pertempuran
dilanjutkan dengan drama
pengepungan wajo, tepatnya
benteng tosora selama 3 bulan
oleh armada gabungan bone
dibawah pimpinan Arung Palakka..

Setelah wajo ditaklukkan, tibalah
wajo pada titik nadirnya. Banyak
orang wajo yang merantau
meninggalkan tanah kelahirannya
karena tidak sudi dijajah..
Hingga saat datangnya La
Maddukkelleng Arung Matowa
Wajo, Arung Peneki, Arung
Sengkang, Sultan Pasir beliau
memerdekakan wajo. Sehingga
beliau mendapat gelar (Petta
Pamaradekangngi Wajo)yg artnya tuan
yang memerdekaakan wajo.
Arung Matowa Wajo masih
kontroversi, versi pertama
pemegang jabatan arung
matowa adalah Andi Mangkona
Datu Soppeng sebagai arung
matowa wajo ke-45 setelah
beliau terjadi kelowongan hingga
wajo melebur ke Republik..
versi
kedua hampir sama dengan
pertama, tapi Ranreng
Bettempola sebagai legislatif
mengambil alih jabatan arung
matowa (jabatan eksekutif)
hingga melebur ke republik versi
ketiga setelah lowongnya
jabatan arung matowa, maka
Ranreng Tuwa (H.A. Ninnong)
sempat dilantik menjadi pejabat
arung matowa dan memerintah
selama 40 hari sebelum
kedaulatan wajo diserahkan
kepada gubernur sulawesi saat
itu, bapak Ratulangi..

demikianlah
sejarah wajo hingga melebur ke
republik ini hingga kemudian
ditetapkan sebagai sebuah
kabupaten sampai saat ini.
Kabupaten Wajo dulunya terdiri
dari 10 kecamatan, akan tetapi
sejak tahun 2000 terjadi
pemekaran hingga saat ini
terdapat 14 kecamatan...



by.ank boegizt..
===============================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar